Kisah Amirul Mukminin dan Bahlul

Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid dan Bahlul (Orang ‘gila’ dari pasar Baghdad)
Percakapan menarik terjadi ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid bersama beberapa rombongan istana melewati pekuburan.
Nampak di situ ada Bahlul yg nggak tau lagi ngapain, berdiam diri di tengah makam-makam.
“Haruuuun” teriak Bahlul memanggil Amirul mukminin, tanpa gelar sama sekali, sambil menghampiri rombongan istana.
“Siapa ini? Orang gila?” Tanya Khalifah kepada Bahlul.
“Bukan, saya justru orang cerdas.” Jawab Bahlul.
“Kalau kamu orang cerdas, apa yg kamu lakukan di sini?” Tanya Khalifah.
“Saya cerdas. Saya menunggui tempat yg abadi. Sedangkan kamu disibukkan dengan istana yg akan hancur. Semua orang akan berakhir di pemakaman. Inilah yg abadi. Jadi siapa yg gila?”
“Laa haula walaa quwwata illaa billaah. Nasehati aku, teruslah.” Pinta Sang Khalifah.
Setelah tercadi percakapan yg menyentuh hati Khalifah, beliau menawari Bahlul,
“Kau punya permintaan kepadaku tidak, sehingga aku bisa mengabulkannya.”
“Ada, tiga permintaan” jawab Bahlul.
“Katakan!”
“Pertama, tolong tambah umurku.”
“Aku tak mampu”
“Kedua, tolong jaga aku dari malaikat maut.”
“Jelas aku tak bisa.”
“Ketiga, tolong jauhkan diriku dari neraka, dan dekatkanlah aku kepada surga.”
“Sama sekali aku tak bisa.”
“Kalau begitu kau hanya seorang hamba yg tidak segalanya bisa kau jamin. Kau bukan seorang raja. Kau sama sepertiku yg seorang hamba. Saya tidak butuh pertolongan seorang hamba. Saya hanya butuh pertolongan Raja yg hakiki, yaitu Allah.”
Pungkas Bahlul mengakhiri percakapan.