• Dan berpeganglah pada tali Allah semuanya, dan jangan berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Allah atasmu, ketika kamu bermusuhan lalu Kami satukan diantara Qolbumu (hatimu) maka jadilah kamu dengan nikmat-NYA itu bersaudara.
Sabtu, 15 Maret 2025

Membela Aisyah Ummul Mukminin

Membela Aisyah Ummul Mukminin
Bagikan

Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi bercerita:

“Aku pernah menulis buku kecil berjudul Aisyah Ummul Mukminin. Di dalamnya aku membantah fitnah-fitnah keji yang dituduhkan orang-orang barat kepada Rasulullah. Kala itu Allah telah menggerakkan penaku untuk menulis.

Aku memiliki seorang putri yang tinggal bersama suaminya di Riyadh dan tidak tahu-menahu tentang buku tersebut karena memang belum diterbitkan.

Ia menelponku dan bercerita : “Ayah, tadi malam aku bermimpi. Ada seseorang yang mengetuk pintu rumah kami, maka aku pun bergegas ke sana untuk membukanya, lalu ada seorang perempuan yang masuk.

lalu berkata: “Aku adalah Aisyah Ummul Mukminin. Kedatanganku ke sini untuk menyampaikan rasa terimakasihku pada ayahmu”

Mendengar itu aku bersujud syukur kepada Allah.”

(Syaikh Buthi hampir saja menangis ketika menceritakan ini)

Yang menarik di sini adalah mengapa Sayyidah Aisyah tidak mendatangi langsung Syaikh Buthi sebagai penulis kitab tsb tapi beliau malah mendatangi putrinya?

Menurut saya jawabannya jelas, yaitu bagaimana beliau selalu menjaga rasa malu dan kehormatannya hingga tidak mau menemui lelaki yang bukan mahromnya, tidak seperti kabar dan fitnah keji yang pernah dituduhkan kepada beliau (Hadistul Ifki).

Dulu, ketika Rasulullah Saw dan Sayyidina Abu Bakar dimakamkan di kamar Sayyidah Aisyah, beliau biasa saja memasuki kamarnya tanpa menggunakan hijab.

Beliau berkata: “Mereka berdua adalah suamiku dan ayahku“ lanjutnya “Tapi ketika Umar dimakamkan disana, aku selalu memakai hijab ketika memasuki kamarku, karena aku malu kepada Umar “

Ketika berbicara tentang Sayyidah Aisyah, maka itu bukan hanya tentang kecerdasan dan keromantisan kisah beliau bersama Rasulullah, tapi juga tentang rasa malu beliau yang sangat dalam.

(Lora Ismaelalkholilie)

SebelumnyaDownload Himbauan MUI Nomor B-3676/DP-MUI/XII/2022SesudahnyaKisah Amirul Mukminin dan Bahlul
Tidak ada komentar

Tulis komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Luas Tanah400
Luas Bangunan200
Tahun Berdiri1997